Keindahan Pantai Lovina Bali | Pantai Lovina terletak kurang lebih 9 km disebelah barat kota Singaraja. Pantai Lovina adalah salah satu tempat wisata yang berada di bagian utara Pulau Bali. Banyak sekali pengunjung yang datang ke Pantai Lovina baik pengunjung lokal maupun para wisatawan asing yang datang untuk menikmati keindahan pemandangan berupa pantai yang masih alami serta untuk melihat lumba-lumba dari jarak dekat yang memang banyak sekali terdapat di perairan Pantai Lovina. Para pengunjung bisa melihat lumba-lumba dari dekat dengan cara menyewa perahu yang banyak disewakan dengan tarif senilai Rp 80.000 per orang. Selain itu, banyak sekali penginapan yang dapat disewa untuk menginap di sekitar Pantai Lovina, mulai dari penginapan yang biasa sampai yang sekelas hotel berbintang.
Pantai Lovina Bali.
Tempat wisata Pantai Lovina, umumnya ramai pengunjung pada hari-hari liburan serta pada hari Sabtu dan Minggu. Hari-hari kerja juga cukup ramai pengunjung yang datang ke mari, khususnya saat hari menjelang sore. Pada pagi hari, para pengunjung di Pantai Lovina lebih suka pergi ke lepas pantai untuk melihat lumba-lumba, sedangkan pada sore hari para pengunjung lebih suka menikmati pemandangan alam berupa pemandangan matahari terbenam.
Sejarah Pantai Lovina.
Sejarah tentang Pantai Lovina tidak lepas dari seseorang yang bernama Anak Agung Panji Tisna. Nama Panji Tisna sering ditulis dengan ejaan lama, yaitu Pandji Tisna. Sekitar tahun 1950 an, Anak Agung Panji Tisna, pernah melakukan perjalanan ke berbagai negara di Eropa serta Asia. Beliau tertarik dengan kehidupan masyarakat di India, sampai beliau menetap beberapa minggu di Bombay, yang sekarang berganti menjadi Mumbai. Kehidupan serta kondisi penduduk di Bombay membuat wawasan serta cara berpikir beliau menjadi semakin meningkat untuk membangun kesejahteraan masyarakat di kabupaten Buleleng, Bali.
Di India, Panji Tisna melihat suatu tempat yang ditata dengan sedemikian rupa untuk tempat orang-orang berlibur di pantai. Dan tempat tersebut ternyata memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di Pantai Tukad Cebol, Buleleng, Bali Utara. Tempat tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama terletak di antara dua buah aliran sungai. Panji Tisna mulai terinpirasi sehingga memiliki ide untuk membangun sebuah tempat peristirahatan yang indah. Pada tahun 1953, Anak Agung Panji Tisna Pulang ke Indonesia dan segera membangun tempat peristirahatan di atas tanah miliknya, yaitu sebuah pondok yang diberi nama “LOVINA”. Tempat tersebut dibuat untuk para pelancong untuk berlibur. Pondok tersebut dilengkapi dengan 3 buah kamar tidur untuk menginap serta sebuah restoran kecil yang letaknya dipinggiran laut.
Pada saat itu, beberapa pengamat bisnis mulai khawatir. Mereka khawatir bila rencana Panji Tisna tidak dapat berhasil seperti yang beliau harapkan. Sebab, mereka merasa bahwa pembangunan sebuah pondok ditempat terpencil seperti pantai di Tukad Cebol tidak akan mendatangkan keuntungan yang besar. Para pengamat budaya lokal menyatakan bahwa kata “Lovina” merupakan sebuah kata yang asing, bukan bahasa Bali. Selain itu, tidak ada huruf “v” dalam aksara Bali. Selain itu, ada juga pengamat yang menyatakan bahwa sebaiknya kata “Lovina” dihapus saja. Pada tahun 1959, Anak Agung Panji Tisna menjual Penginapan Lovina pada salah seorang kerabatnya yang lebih muda, yang bernama Anak Agung Ngurah Sentanu yang pada saat itu masih berusia 22 tahun sebagai manajer serta pemilik Penginapan Lovina yang Baru.
Namun masih belum ada turis yang berdatangan ke Penginapan Lovina. Yang datang hanya beberapa orang teman dari Panji Tisna yang berasal dari Amerika serta Eropa. Selain itu juga ada pejabat pemerintah daerah serta para pengusaha yang datang untuk berlibur dan menginap di Penginapan Lovina. Selain itu, pada hari-hari tertentu seperti liburan dan pada hari besar seperti Kuningan serta Galungan, ada beberapa orang termasuk para pelajar yang datang untuk menikmati pemandangan alam di pantai tersebut. Pada jaman dahulu sejak jaman penjajahan Belanda sampai jaman kemerdekaan, Singaraja merupakan ibu kota Bali. Sehingga pada saat itu Singaraja merupakan pusat pemerintahan serta pusat kegiatan perdagangan. Namun keadaan tersebut tiba-tiba berubah, Singaraja tidak lagi sebagai ibukota Bali, karena sudah digantikan oleh Denpasar, pada awal tahun 1960. Hal seperti ini membuat kegiatan perdagangan serta pembangunan di Singaraj menjadi menurun drastis.
Perlu waktu yang lama untuk membangkitkan kembali keadaan kembali menjadi normal di Bali Utara. Ngurah Sentanu mendapatkan pengalaman yang paling buruk saat menjalankan tugasnya mengembangkan Pondok Lovina. Namun beliau tetap menjaga amanat dari Panji Tisna. Ketika Hotel Bali Beach dibangun pada tahun 1963, kegiatan pariwisata mulai dikenal di Bali. Pembangunan berbagai fasilitas pariwisata seperti restoran maupun hotel juga mulai menyebar di Bali. Para turis pun mulai berdatangan ke Pulau Bali setelah pada tahun 1970 Bandara Ngurah Rai mulai diresmikan dan dibuka. Pemerintah Buleleng memprogramkan agar sektor pariwisata mulai dipacu sebagai salah satu andalan untuk kemajuan perekonomian serta kesejahteraan rakyat. Dan pada saat itu sorotan tertuju pada peran Pondok Lovina dalam kegiatan pariwisata. Dan muncullah berbagai pro dan kontra tentang kehadiran Lovina.
Di wilayah timur Buleleng, terdapat pemandian alam Yeh Sanih yang terletak di desa Bukti, yang menjadi saingan Lovina. Pengembangan Yeh Sanih mendapat dukungan yang lebih banyak daripada Lovina, baik oleh para pengusaha maupun para pengamat wisata. Sebab, Yeh Sanih memang nama asli sebuah kolam alami yang terletak di desa Bukti di bagian timur Buleleng. Namun, para turis justru meminta pada para agen perjalanan untuk ke Lovina dari pada Yeh Sanih. Dan pada tahun 1980, berbagai kawasan wisata di Bali seperti kawasan wisata Kuta dan Sanur mulai dibentuk. Di kabupaten Buleleng sendiri, kawasan wisata Kalibukbuk serta Air Sanih juga dibentuk. Pada saat itu ada arahan dari Gubenur Bali untuk tidak mengembangkan Lovina, karena nama tersebut tidak dikenal di Bali. Dan pada saat itu yang lebih dikembangkan adalah pariwisata budaya Bali. Maka dari itu, banyak pengusaha yang memakai nama, seperti Krisna, Manggala, Nirwana, Banyualit, Angsoka, Aditya, Kalibukbuk, Ayodia dan lain sebagainya.
Sedangkan Panji Tisna sendiri telah membangun hotel dengan nama Tasik Madu, yang letaknya disebelah barat Lovina yang menjadi tujuan wisata alternatif. Sedangkan Lovina tidak boleh dihadirkan. Nama Lovina tetap disimpan oleh pemiliknya, yaitu Anak Agung Ngurah Sentanu. Setelah pondok Lovina selesai direnovasi, selanjutnya pondok tersebut memakai nama yang baru, yaitu Pondok Wisata Permata atau Permata Cottages. Setelah terpendam selama 10 tahun’ Lovina muncul kembali sebagai maskot. Dunia pariwisata telah mengenal Lovina sejak lama sebagai tempat wisata di Bali Utara. Permintaan dari para pebisnis serta agen perjalanan pun menuntut agar Lovina dihadirkan kembali sebagai destinasi wisata. Pondok Wisata Permata akhirnya memakai kembali nama Lovina atau Lovina Beach Hotel. Dan kemudian Lovina menguasai sekitar 6 pantai di desa tersebut di wilayah Bali Utara.
Pemandangan Pantai Lovina Bali.
Deretan pantai tersebut berada di dua wilayah kecamatan yang bersebelahan, yaitu kecamatan Buleleng serta kecamatan Banjar. Di kecamatan Buleleng terdapat Pantai Binaria di desa Kalibukbuk, Pantai Banyualit di desa Banyualit, Pantai Kubu Gembong di desa Anturan atau Tukadmungga. Pantai Hepi di desa Tukadmungga, serta Pantai Penimbangan di desa Pemaron. Sedangkan di kecamatan Banjar, adalah Pantai Tukad Cebol di Kampung Baru atau Kaliasem, serta Pantai Temukus di desa Temukus. Semua pantai tersebut bergabung dengan memakai nama Pantai Lovina. Nama resmi dari kawasan wisata tersebut adalah “Kawasan Wisata Kalibukbuk”. Impian Anak Agung Panji Tisna sejak tahun 1953 akhirnya terwujud. Pondok wisata Lovina yang bersejarah membentuk tempat usaha Lovina Beach Hotel yang sampai saat ini masih ada dan terpelihara dengan baik oleh Anak Agung Ngurah Sentanu.
Ada yang mengatakan bahwa kata “Lovina” berasal dari dua kata yaitu “Love” dan “Ina” yang artinya Love Indonesia. Namun tidak sesuai dengan konteks Panji Tisna. Kata istilah “INA” adalah singkatan untuk atlit Indonesia pada Asian Games di Tahun 1963. Namun, Lovina didirikan pada tahun 1953. Menurut Panji Tisna, Lovina memiliki arti filosofis tersendiri yang berasal dari gabungan dua suku kata, yaitu “Love” dan “Ina”. Kata “love” dalam bahasa Inggris berarti cinta atau kasih sayang yang tulus, sedangkan “Ina” sebenarnya berasal dari bahasa daerah Bali yang artinya “ibu”. Menurut Panji Tisna, arti dari kata Lovina adalah “Cinta Ibu” atau makna yang luhur adalah “Cinta Ibu Pertiwi”
Fasilitas Di Pantai Lovina.
Selain terdapat banyak tempat penginapan serta restoran yang ada disekitar Pantai Lovina, disini juga ada spot untuk melihat lumba-lumba dari dekat. Ada sebuah hotel di sekitar Pantai Lovina yang bernama Hotel Melka Lovina yang dilengkapi dengan show lumba-lumba di kolam renang. Anda bisa berfoto dengan lumba-lumba serta melakukan terapi berenang di dalam kolam bersama para lumba-lumba. Hotel Melka Lovina memasang tarif senilai Rp 500.000 per malam untuk semua fasilitas yang ada di dalamnya. Selain itu, anda juga bisa melihat lumba-lumba dari dekat di perairan Pantai Lovina dengan cara menyewa perahu motor nelayan setempat yang bisa anda sewa dengan tarif senilai Rp 80.000 per orang. Selain itu ada fasilitas penunjang yang lainnya seperti pasar, toko, transportasi sampai dokter umum juga ada di sekitar Pantai Lovina.
Cara Menuju Ke Pantai Lovina.
Tempat wiaata Pantai Lovina terletak di desa Kalibukbuk, kabupaten Buleleng, Bali. Dari pusat kota Singaraja, anda dapat menempuh perjalanan selama sekitar setengah jam. Bila anda datang dari Tabanan, anda bisa menuju ke Pantai Lovina melewati rute Seririt – Singaraja. Bila anda dari Denpasar, anda dapat menempuh rute Denpasar – Singaraja. Keadaan jalanan untuk menuju ke Pantai Lovina cukup mulus dan tidak banyak belokan sehingga anda tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk menuju ke Pantai Lovina. Selain menggunakan kendaraan pribadi, anda juga bisa menyewa jasa mobil yang siap mengantar jemput dari Kuta ke berbagai tempat wisata lainnya di Bali, termasuk ke Pantai Lovina.
Di sekitar Pantai Kuta, banyak terdapat mobil yang siap mengantar anda ke Pantai Lovina. Biaya untuk sekali jalan sebesar Rp 120.000 sampai Rp 150.000. Selain itu anda juga bisa menggunakan jasa angkutan umum untuk menuju ke Pantai Lovina. Anda dapat naik kendaraan umum berupa bemo dari Pasar Kuta ke Terminal Tegal, Denpasar. Dari Terminal Tegal anda akan melanjutkan perjalanan ke Terminal Ubung. Dari Terminal Ubung, anda cukup naik bis dengan tujuan Lovina. Anda hanya akan mengeluarkan ongkos sebesar Rp 50.000 bila anda menggunakan jasa angkutan umum selama perjalan menuju ke Pantai Lovina.
0 komentar:
Post a Comment
Cinta dengan indonesia?
Maka cinta unruk merawatnya.....
Jangan buang sampah sembarangan....
Jaga alam untuk kelestarian bersama.... :)
sip-alamnusantara